Langsung ke konten utama

Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri

Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Setiap manusia mempunyai kekurangan sekaligus bakat, kemampuan dan keunikan tersendiri. Sayangnya, tak cukup banyak orang mempunyai kepercayaan diri dan hidup bahagia. Bagi saya, liputan seputar pesta pembukaan Paralympic ke 13 di Beijing-Cina bulan Agustus 2008 lalu memberi pelajaran berharga tentang bagaimana berteman dengan kekurangan dan pentingnya kepercayaan diri untuk meraih kebahagiaan.

Pembukaan acara tersebut diawali oleh aksi Hou Bin, yaitu seorang pemegang 3 medali emas lompat tinggi paralympic. Semula ia duduk di kursi rodanya. Dengan penuh percaya diri ia menarik tambang hingga posisi tubuhnya sedikit demi sedikit terangkat.

Sekali waktu ia mencoba istirahat. Sementara itu tepukan dan teriakan penonton semakin membahana untuk memberinya semangat. Perjuangan yang tak kenal lelah membuatnya sampai di ketinggian 40 meter dan berhasil menjalankan misinya menyalakan obor pembukaan Paralympic ke 13 Beijing 2008.

Sesudahnya acara diisi dengan tarian para penari tuna runggu. Diantara mereka ada seorang gadis kecil berusia 11 tahun. Li Yue, kakinya cacat tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di propinsi Sichuan 12 Mei 2008, menari dengan penuh semangat dan senyum yang terkembang indah.

Sekalipun hanya duduk di kursi roda, ia mencoba mengikuti alunan musik dengan tariannya. Li Yue kemudian berka
... baca selengkapnya di Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bende Mataram - JILID 7. SUATU PERTEMPURAN TAK TERDUGA

Bende Mataram - JILID 7. SUATU PERTEMPURAN TAK TERDUGA WIRAPATI girang bukan main. Sangaji telah cfiketemukan. Kini tinggal menunggu Jaga Saradenta pulang dari penyelidikan ke luar kota. Seminggu sekali Jaga Saradenta datang ke pondokan dan membawa berita. Adakalanya sampai satu bulan. Dia pasti girang, kata Wirapati dalam hati, nanti malam biar kuajaknya mulai bekerja. Mudah-mudahan dia datang. Sekiranya tidak, biarlah kumulai dahulu. Waktu berarti pedang. Satu hari lengah berarti terkikisnya waktu yang dijanjikan. Hm—tinggal empat tahun. Kalau Sangaji mempunyai bakat, agaknya masih ada waktu. Mendadak saja timbullah suatu pikiran lain. Eh, sekiranya Sangaji nanti malam tak datang apa yang akan kulakukan? Bukankah hati kanak-kanak seringkali berubah? Celaka—aku belum tahu rumahnya. Memikir demikian, cepat ia kembali ke lapangan. Sangaji baru saja melangkahkan kaki meninggalkan lapangan. Ia girang. Mau dia percaya, kalau selama itu Sangaji masih tertegun-tegun memikirkan kehebatannya y...

ep.48 bende mataram - Pulang

BENDE MATARAM JILID 48 PULANG HATI seorang perempuan memang sukar diduga. Kalau tidak masakan perbuatan Rukmini dapat terluput dari pengamatan Sangaji yang sudah memiliki ilmu sangat ting-gi. Soalnya, seluruh perhatiannya ditegangkan oleh peristiwa yang terjadi di tengah lapangan. Dan sekelumitpun tiada terbintik dalam hati Sangaji, bahwa ibunya akan membunuh difi pula mencontoh Sonny de Hoop. Alasan untuk berbuat demikian sangatlah lemah. Jalan pikir Rukmini memang sangat aneh. Melihat anaknya tiada hendak meninggalkan rumah, lantas timbullah keputusannya akan membunuh diri. Ia sendiri tak dapat pergi bersama anaknya, sebeluin berbicara dengan Major de Hoop yang sudah beberapa tahun lamanya menjadi perlindungannya. Gntuk perbuatan itu, ia merasa berutang budi setinggi gunung. Kalau ia pergi begitu saja meskipun alasan-alasannya cukup kuat serta mendesak ia takut dikatakan sebagai makhluk tak kenal budi. Padahal anjingpun mengerti akan mem-balas budi. Masakan manusia tidak? Sekiranya...

Kupu Kupu Malam

Malam yang cukup terang di kota jakarta, terlihat seorang wanita muda bernama Risa sedang duduk dengan tatapan kosong di tepi jalan “Ya allah kenapa nasibku begini?” gumamnya dalam hati “kakak.. kakak” suara adiknya megagetkan dia “aduh ada apa dek? Kakak hampir jantungan” tanya Risa kepada adiknya “ayo kak kerja, kita ngamen lagi, aku lapar kak, kita ngamen biar dapat duit” rewel adiknya Risa tak tega melihat adiknya harus kelaparan kehausan seperti itu, Risa pun kembali berdiri sebari mengambil gitarnya tuanya, dengan berbekal suara yang cukup bagus Risa mulai menelusuri jalanan di ibu kota, dari lampu merah, halte, sampai ke stasiun, demi mencari recehan tuk bertahan hidup, baginya hidup apa adanya yang penting halal ia selalu bahagia, dari pada mewah tapi gak halal. Entah kenapa malam itu tak sepeserpun receh yang dia dapat, tetapi melihat adiknya kelaparan membuat Risa tak menyerah, “Kakak Dean lapar kak” lagi-lagi a...